Di Balik Mitos dan Fakta pada Otak

Katanya Albert Enstein, Otak hanya di pakai 8% saja, berarti kita masih bisa memakai 92% lagi.



OTAK sangat kompleks, tersusun dari sekitar 100 milyar neuron dan menjadi organ tubuh yang paling mengagumkan. Organ tubuh yang satu ini berfungsi mengontrol sistem saraf pusat, membuat Anda tetap bisa berjalan, berbicara, bernafas, dan berpikir. Untuk mempelajari kerumitan otak ini, para peneliti telah melakukan penelitian selama ribuan tahun. Apakah otak bisa dipahami sepenuhnya? Sejumlah studi yang dilakukan peneliti masih meninggalkan banyak misteri. Karena itu, orang seringkali menyederhanakan informasi mengenai cara kerja otak untuk mempermudah pemahaman. Hal ini memicu lahirnya beragam mitos seputar otak. Berikut beberapa mitos seputar otak yang paling umum beredar di masyarakat.

Otak berwarna abu-abu
Apakah Anda pernah berpikir mengenai warna otak? Mungkin tidak, kecuali Anda bekerja di bidang medis. Akan tetapi, mungkin Anda sering melihat gambar atau tayangan di TV yang sebagian besar menyajikan otak dalam warna putih, abu-abu atau bahkan sedikit kekuningan.

Pada faktanya, otak yang berada di dalam tengorak kepala tidak hanya berwarna abu-abu lembut. Otak juga memiliki bagian yang berwarna putih, hitam dan merah. Komponen yang hitam disebut nugra (bahasa latin yang artinya substansi hitam). Warna hitam ini berasal dari neuromelanin, pigmen yang sama dengan pigmen pemberi warna kulit dan rambut. Sedang bagian yang berwarna merah berasal dari pembuluh-pembuluh darah yang ada di otak. Jadi, mengapa otak yang diawetkan berwarna putih seperti kapur? Hal ini disebabkan oleh fixatives, seperti formaldehyde, yang berfungsi mengawetkan otak.


Mendengarkan Mozart membuat Anda lebih cerdas

Klaim yang menyatakan kalau mendengarkan musik klasik bisa meningkatkan daya otak ternyata hanya mitos semata. Mitos ini bermula dari klaim dokter Albert Tomatis tahun 1950-an yang menyatakan kalau musik Mozart bisa membantu penderita gangguan bicara dan pendengaran. Mitos ini semakin kuat ketika studi dari University of California di Irvine, California, (tahun 1990-an) menyatakan kalau mendengarkan sonata Mozart selama 10 menit sebelum tes bisa meningkatkan IQ pelajar hingga 8 skor. Kemudian musisi Dan Campbell memanfaatkan ide temuan ini untuk memasarkan buku dan CD.

Akan tetapi, Dr. Frances Rauscher yang terlibat dalam studi di Irvine tersebut menyatakan, mereka tidak pernah mengklaim bahwa musik Mozart bisa membuat seseorang menjadi lebih cerdas. Musik tersebut hanya bisa meningkatkan performa tertentu yang berkaitan dengan tugas spatial-temporal. Ilmuwan-ilmuwan lain juga tidak bisa mendapatkan hasil yang sama dan tidak ada informasi ilmiah yang membuktikan kalau mendengarkan Mozart, atau musik klasik lainnya, bisa membuat Anda lebih cerdas.

Rauscher bahkan menegaskan kalau uang yang Anda habiskan untuk membeli buku atau CD musik lebih baik digunakan untuk mengikuti program musik. Ada bukti yang menunjukkan kalau mempelajari instrumen bisa meningkatkan konsentrasi, rasa percaya diri dan koordinasi.

Setiap kali mempelajari sesuatu, maka otak akan mendapatkan satu kerutan baru.
Saat mendengar kata 'otak' mungkin yang langsung Anda pikirkan adalah bentuk bundar dengan dua lobus yang ditutupi oleh kerutan. Dari mana asal kerutan? Otak akan tumbuh bertambah besar untuk mengakomodasi semua tugas-tugas yang membedakan manusia dari binatang. Tetapi, untuk menjaga agar otak tetap padat dan bisa ditampung di tulang tengkorak, otak akan melipat dirinya sendiri saat bertumbuh. Jika semua bubungan (gyri) dan celah (sulci) otak dibuka, maka otak seukuran dengan sarung bantal. Bubungan dan celah ini bahkan mempunyai nama, dan mempunyai variasi yang berbeda-beda pada setiap orang.

Apakah otak sudah berkerut dari awal? Janin di awal perkembangannya mempunyai otak yang sangat mulus. Seiring dengan perkembangan janin, neuron-neuron otak juga ikut tumbuh dan berpindah ke area yang berbeda di otak, membentuk bubungan dan celah. Ketika mencapai usia 40 minggu, otak otak bayi sudah sama berkerutnya dengan otak Anda. Jadi, Anda tidak menambah jumlah kerutan setiap kali mempelajari hal baru. Otak yang Anda miliki saat lahir akan tetap sama sepanjang hidup, tentunya jika otak tetap sehat.
Previous
Next Post »

4 comments

Click here for comments
AriaSkinZ
admin
May 16, 2012 at 5:05 PM ×

hey you don't write the source. i will report you to Google

Reply
avatar
May 24, 2012 at 3:09 PM ×

my source from my brain please shut up..!

Reply
avatar
khonel
admin
June 19, 2012 at 11:40 AM ×

ok thanks... udah ane pasang juga link u... :D

Reply
avatar

Mau bertanya..? cukup komen saja yang tidak mengandung SARA, P.RNO, dan a SPAM.
Apabila anda melakukan komen tersebut,
otomatis saya akan mendelete. ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment